B A P P E R I D A

Kabupaten Sragen

Penguatan Kolaborasi Puskesmas dan Puskeswan Langkah Awal Respon Ancaman Zoonosis di Kabupaten Sragen

Bapperida berkolaborasi dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP), mengadakan kegiatan Rapat Koordinasi Penguatan Kolaborasi Puskesmas dan Puskeswan untuk Peningkatan Surveilans terpadu di Kabupaten Sragen. Kegiatan ini diadakan di RM. Sako, Sragen (Selasa, 26 Maret 2024). Tujuan forum ini adalah untuk penguatan kolaborasi dan koordinasi di antara dua dinas dan pihak terkait lainnya dalam menangani penyakit zoonosis.

Sambutan sekaligus pembuka acara Ibu Ir. Dwi Cahyani, M.T., selaku Kepala Bidang PPMK Bapperida Kabupaten Sragen, menyoroti pentingnya kolaborasi sinergitas antar stakeholder dalam penanggulangan zoonosis. Dalam kesempatan tersebut, disampaikan bahwa penanggulangan zoonosis memerlukan kerjasama lintas sektor untuk dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Harapan ditekankan pada kelangsungan kegiatan setelah rapat ini, agar tidak hanya sebatas pembahasan namun juga implementasi nyata.

Bapak Samuri sebagai koordinator AIHSP Kabupaten Sragen, menyampaikan pentingnya kesinambungan kegiatan AIHSP setelah pertemuan koordinasi provinsi sebelumnya. Overview kegiatan AIHSP diberikan, mencakup upaya pengendalian zoonosis dan PIB melalui One Health Squad sebagai ujung tombak. Perlunya regulasi terkait perdagangan dan konsumsi daging anjing juga menjadi sorotan, bersama dengan keterbatasan kapasitas tenaga kesehatan terkait kesehatan hewan dan zoonosis.

Dalam diskusi kegiatan ini dibagi menjadi 3 kelompok, Kelompok pertama terkait Surveilans Zoonosis, Kelompok dua Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Kelompok tiga terkait Penyusunan SOP serta Advokasi.

Kelompok Pertama Surveilans Soonosis menyoroti pentingnya surveilans terpadu untuk penanggulangan yang lebih cepat dan terarah, serta partisipasi lintas sektor dalam hal ini. Kelompok dua (KAP) merekomendasikan pembentukan kader zoonosis tingkat desa dan kecamatan, serta intensifikasi sosialisasi melalui media sosial dan penguatan call center. Sedangkan kelompok tiga SOP dan advokasi, memfokuskan diri pada penyusunan SOP koordinasi komunikasi antara Puskesmas dan Puskeswan, termasuk rencana diseminasi kelembagaan untuk mendukung implementasi.

Rapat ini mencerminkan komitmen bersama untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat dengan pendekatan yang terpadu dan berkelanjutan. Semua pihak sepakat bahwa hanya melalui kolaborasi yang solid dan tindakan konkret, masalah zoonosis dan PIB dapat ditangani secara efektif demi kesejahteraan bersama.

ISI SURVEY